Pada Zaman Dahulu, ada tradisi membuang orang yang sudah tua ke hutan . Dan ada juga organ mereka diambil untuk kegunaan perubatan . . . Mereka yang dibuang adalah orang tua yang sudah tidak berdaya , agar tidak membebankan kehidupan anak - anaknya . . .
Pada suatu hari , ada seorang pemuda yang berniat membuang ibunya ke hutan . Kerana si Ibu telah lumpuh dan agak nyanyuk .. Si pemuda ini bergegas menyusuri hutan sambil menggendong ibunya . Si Ibu yang kelihatan tak berdaya , berusaha mencapai setiap ranting pohon yang mampu diraihnya lalu mematahkannya dan menaburkannya di sepanjang jalan yang mereka lalui . Sesampai di dalam hutan yang tebal , si anak menurunkan Ibu tersebut dan mengucapkan kata perpisahan sambil berusaha menahan sedih kerana ternyata dia tidak menyangka terpaksa melakukan perbuatan ini terhadap Ibunya . Si ibu yang tak terdaya tadi masih tenang . . . . . Dalam senyumnya , dia berkata , ''Anakku , Ibu sangat menyayangimu . Sejak kau kecil sampai dewasa , Ibu selalu merawatmu dengan segenap cintaku . Bahkan sampai hari ini , rasa sayangku tidak berkurang sedikitpun . Tadi Ibu sudah menandai sepanjang jalan yang kita lalui dengan ranting-ranting kayu . Ibu takut kau tersesat . Ikutilah tanda itu agar kau selamat sampai di rumah '' . Setelah mendengar kata-kata tersebut , si anak menangis dengan sangat sebak dan sayu . Kemudian terus memeluk ibunya dan kembali menggendongnya untuk membawa si Ibu pulang ke rumah . Pemuda tersebut akhirnya merawat Ibu yang sangat mengasihinya sampai Ibunya meninggal . Sahabatku semua . . renung2kanlah . .
'' Orangtua '' bukan barangan lusuh yang boleh dibuang atau diabaikan setelah terlihat tidak berdaya . Kerana pada saat kita berjaya atau saat kita dalam susah , hanya ''orangtua'' yang mengerti kita dan batinnya akan menderita jika kita susah .
''orangtua'' mereka tidak pernah meninggalkan kita ,macammanapun keadaan kita .. Walaupun kita pernah melawan atau meninggi suara kepada orangtua namun Ibu dan ayah kita akan tetap mengasihi kita ....
Kasihi dan sayangi la orangtua kita selagi mereka masih hidup..
Mudah-mudahan cerita ini dibaca oleh org2 yg mngabaikan ibunya.......dan kembali sadar betapa kasihnya seorang ibu untuk anaknya..... !!!
Asalammualaikum Wr.Wb Untuk para pembaca yang ingin Tulisannya dimuat di Halaman Cerita Punjangga silahkan hubungi saya di : Whatshapp/ Telpon : 0813-6611-0139, Email : armadipujangga@gmail.com, Twitter : @armadi_amd, Facebook : Armadi Pujangga, Instagram : @armadi_pujangga; TERIMAKASIH
16 January 2017
Kasih Ibu Sepanjang Hayat
14 January 2017
Armadi " Persaingan Global Menantang Sarjana Yang Memiliki Skil Bukan Sekadar Gelar
Banyak orang berpikir bahwa gelar sarjana adalah kunci utama untuk masa depan yang cerah. Ironisnya lagi pemikiran tersebut turut mempengaruhi parah orang tua, mereka beranggapan Harta habis tak mengapa untuk biaya sang anak asal anak menyandang gelar sarjana, bukan itu saja paraorangtua ikut serta ambil bagian berlomba-lomba untuk dapat menguliahkan anak mereka di Universitas-univeristas yang mahal dan ternama demi meraih kesempatan kerja yang berkualitas serta menjamin masa depan untuk anak-anaknya nanti. Masih relevankah pemikiran itu sekarang?.
Masih pantaskah dilakukan oleh paraorang tua..!
Namun tidak bagi seorang Armadi peria yang sering disapa dengan panggilan Madi. Lelaki keturunan Suku Musi yang lahir pada tanggal 16 Januari 1987 bertempat tinggal di Desa Tebing Abang Kecamatan Rantau Bayur Kabupaten Banyuasin provinsi Sumatera Selatan, Menurut dia Kesuksesan itu dapat diraih oleh orang- orang yang memiliki skil bukan hanya sekadar gelar. Gelar saja tidak menjamin seseorang untuk dapat meraih sukses atau menepati Sebua jabatan, didalam era modern dan persaingan bebas gelar sarjana yang dibangga-banggakan tidak cukup, namun SKIL dari seorang sarjana yang sangat dibutuhkan.
" Dizaman segala Modren ini, gelar sarjana saja tak lagi cukup untuk membuat masa depanmu sejahtera. Jika kamu berniat jadi sarjana hanya supaya punya gaji tinggi dan popularitas menjadi terkenal, siap-siap saja kecewa, sebab di era seperti ini Skil itu yang paling di utamakan bagi seorang sarjana" Tutur Putra Bungsu dari Enam bersaudara dari pasangan Bpk. Ahmad Basri dan Ibk. Subaida itu saat di bincangi Tim kreasi Cerita Pujangga Minggu (15/1).
Sambung Mahasiswa Universitas Stisiopol Candradimuka Palembang Jurusan Ilmu Komunikasi ini meninailai, bahwa Orang yang memiliki pemikiran seperti itu, pikiranya sangatlah dangkal dan tidak akan bermanfaat untuk orang lain maupun untuk dirinya sendiri.
" orang seperti itu akan selalu bertergantungan sama kinerja orang lain istilah zaman nenek saya orang seperti itu ibaratkan Tata dan Catok yang mau disuruh terlebih dahulu baru mau bekerja tanpa ada pemikiran atau insiatif sendiri. Kebanyakan para sarjana muda di zaman sekarang ini tidak memiliki Skil sehingga tidak ada apresiasinya yang sesuai dengan gelar yang ia sandang. Imbuh ayah dari Dua Putra ini.
Masih kata dia ' Waktu selama 4 tahun (umumnya) akan terbuang sia-sia jika kita hanya berpatokan pada nilai bagus dan gelar namun tidak memiliki SKIL. Pasalnya, saat memasuki dunia kerja, sarjana bermodal gelar hanya sampai pada level menengah. Bukan tidak mungkin, pencapaiannya justru kalah dengan mereka yang non-sarjana tapi punya kemampuan atau skill yang mumpuni." terangnya
Dikatakan oleh Suami Masdarina ini' SKIL itu ada pada diri kita sendiri, tergantung dengan tekad serta niat seseorang untuk sukses sesuai dengan gelar yang disandang," terangnya kepada tim Cerita Pujangga
Lebih lanjut kata dia, dirinya sempat putus sekolah hanya karena keterbatasan biaya, namun karena keyakinan yang kuat dan menuntut ilmu tidak pandangan usia, akhirnya dirinya bisa menduduki bangku kuliah tanpa bantuan dari saudara maupun orangtuanya.
" pada dasarnya kita harus memili skill dalam bidang apapun, supaya saat menduduki dunia bisnis ditengah masyarakat modren kita tidak akan belajar dari nol lagi" jangan sampai gelar mempermalukan kita sendiri karena tidak memiliki SKIL, usia tidak membatasi manusia untuk berhenti menuntut ilmu, kalau ingin sukses harus memiliki keyakinan yang kuat dan pantang menyerah, jangan selalu bertergantungan kepada orang tua, cukup Do'a mereka yang bersama kita namun kemandirianlah membuat seseorang meraih kesuksesan sejatinya, kesuksesan sejati ialah kita mampu berdiri tanpa bantuan orang lain " pungkasnya
7 January 2017
Jamal, Tugas Adalah Tantangan
Banyuasin,
Jamal , Kepala Sekolah Menengah Pertama(SMP) Negri 4 Kecamatan Rantau Bayur yang terletak di Desa Rantau Bayur kecamatan setempat merupak salasatu sekolah yang terletak di daerah pearaian. Selain medan sulit ditempuh sekolah ini juga rentan Banjir, sehingga pabila hujan cukup deras otomatis sekolah tersebut akan tergenang banjir yang epeknya membuat siswa kesulitan untuk belajar.
" ini satu tantangan buat saya, demi sumpah dan jabatan sesulit apapun itu ya harus kita terima" ujar Jamal saat di bincangi cerita pujangga
Katadia, ' jangan kalah oleh keadaan namun keadaanlah yang harus menyerah kepada kita" imbuhnya
Masih kata dia ' walau seberat apapun tantanganya namun kita tetap optimist bahwa meski terpencil namun Siswa yang lulus dari sini harus mampu bersaing dengan sekolah-sekolah yang lainya, itu visi saya" pungkasnya mengahiri.
Entri yang Diunggulkan
Hikma Yudisium Daring (Online) Menjadi Kebanggan Orangtua
Akibat Covid-19 atau yang sering kita sebut Corona membuat sebagain orang merasa kecewa, karena Gordon yang menjadi kebanggaan seharusnya di...
-
PENELITIAN KUANTITATIF Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang dimaksud untuk mengungkapkan gejala secara holistik-konstektual m...
-
Arus Filem Internasional Hamid Mowlana(1986:76) dalam bukunya, Global Informatioan and World Communication menyebutkan dari ...
-
Masyarakat kota palembang khususnya yang hidup di daerah pinggiran Sungai Musi seperti kelurahan 3-4 Ulu kecamatan Seberang Ulu I palembang ...