Banyak orang berpikir bahwa gelar sarjana adalah kunci utama untuk masa depan yang cerah. Ironisnya lagi pemikiran tersebut turut mempengaruhi parah orang tua, mereka beranggapan Harta habis tak mengapa untuk biaya sang anak asal anak menyandang gelar sarjana, bukan itu saja paraorangtua ikut serta ambil bagian berlomba-lomba untuk dapat menguliahkan anak mereka di Universitas-univeristas yang mahal dan ternama demi meraih kesempatan kerja yang berkualitas serta menjamin masa depan untuk anak-anaknya nanti. Masih relevankah pemikiran itu sekarang?.
Masih pantaskah dilakukan oleh paraorang tua..!
Namun tidak bagi seorang Armadi peria yang sering disapa dengan panggilan Madi. Lelaki keturunan Suku Musi yang lahir pada tanggal 16 Januari 1987 bertempat tinggal di Desa Tebing Abang Kecamatan Rantau Bayur Kabupaten Banyuasin provinsi Sumatera Selatan, Menurut dia Kesuksesan itu dapat diraih oleh orang- orang yang memiliki skil bukan hanya sekadar gelar. Gelar saja tidak menjamin seseorang untuk dapat meraih sukses atau menepati Sebua jabatan, didalam era modern dan persaingan bebas gelar sarjana yang dibangga-banggakan tidak cukup, namun SKIL dari seorang sarjana yang sangat dibutuhkan.
" Dizaman segala Modren ini, gelar sarjana saja tak lagi cukup untuk membuat masa depanmu sejahtera. Jika kamu berniat jadi sarjana hanya supaya punya gaji tinggi dan popularitas menjadi terkenal, siap-siap saja kecewa, sebab di era seperti ini Skil itu yang paling di utamakan bagi seorang sarjana" Tutur Putra Bungsu dari Enam bersaudara dari pasangan Bpk. Ahmad Basri dan Ibk. Subaida itu saat di bincangi Tim kreasi Cerita Pujangga Minggu (15/1).
Sambung Mahasiswa Universitas Stisiopol Candradimuka Palembang Jurusan Ilmu Komunikasi ini meninailai, bahwa Orang yang memiliki pemikiran seperti itu, pikiranya sangatlah dangkal dan tidak akan bermanfaat untuk orang lain maupun untuk dirinya sendiri.
" orang seperti itu akan selalu bertergantungan sama kinerja orang lain istilah zaman nenek saya orang seperti itu ibaratkan Tata dan Catok yang mau disuruh terlebih dahulu baru mau bekerja tanpa ada pemikiran atau insiatif sendiri. Kebanyakan para sarjana muda di zaman sekarang ini tidak memiliki Skil sehingga tidak ada apresiasinya yang sesuai dengan gelar yang ia sandang. Imbuh ayah dari Dua Putra ini.
Masih kata dia ' Waktu selama 4 tahun (umumnya) akan terbuang sia-sia jika kita hanya berpatokan pada nilai bagus dan gelar namun tidak memiliki SKIL. Pasalnya, saat memasuki dunia kerja, sarjana bermodal gelar hanya sampai pada level menengah. Bukan tidak mungkin, pencapaiannya justru kalah dengan mereka yang non-sarjana tapi punya kemampuan atau skill yang mumpuni." terangnya
Dikatakan oleh Suami Masdarina ini' SKIL itu ada pada diri kita sendiri, tergantung dengan tekad serta niat seseorang untuk sukses sesuai dengan gelar yang disandang," terangnya kepada tim Cerita Pujangga
Lebih lanjut kata dia, dirinya sempat putus sekolah hanya karena keterbatasan biaya, namun karena keyakinan yang kuat dan menuntut ilmu tidak pandangan usia, akhirnya dirinya bisa menduduki bangku kuliah tanpa bantuan dari saudara maupun orangtuanya.
" pada dasarnya kita harus memili skill dalam bidang apapun, supaya saat menduduki dunia bisnis ditengah masyarakat modren kita tidak akan belajar dari nol lagi" jangan sampai gelar mempermalukan kita sendiri karena tidak memiliki SKIL, usia tidak membatasi manusia untuk berhenti menuntut ilmu, kalau ingin sukses harus memiliki keyakinan yang kuat dan pantang menyerah, jangan selalu bertergantungan kepada orang tua, cukup Do'a mereka yang bersama kita namun kemandirianlah membuat seseorang meraih kesuksesan sejatinya, kesuksesan sejati ialah kita mampu berdiri tanpa bantuan orang lain " pungkasnya
No comments:
Post a Comment