9 October 2018

Penyesalan Zainudin, Tahta Putri Mako, Dan Cintaku



Di balik penyesalan Zainudin

Zainudin : Sembari memeluk erat tubuh Hayati yang telah tiada, setengah berbisik zainudin kembali melapaskan dan mengulangi isi surat terahir dari Hayati sebelum pergi meninggalkannya untuk selamanya. aku cinta engkau, dan kalau kumati, adalah kematianku di dalam mengenang engkau. Bisik zainudin sembari menangis dan memeluk erat jazad hayati.
‘’ Ibarat nasi telah menjadi bubur, sebua penyesalan pasti datang kemudian’’ , padahal sebelum kepergian Hayati dan Tenggelamnya Kapal Van der Wijck  ,  Zainudin telah menyuruh hayati pulang kekampung halamanya setelah hayati sempat tinggal di kediaman zainudin beberapa bulan terahir. Alasan apa zainudin menyuruh pulang Hayatiq? padahal mereka sudah tinggal bersama saat ini!, bukankah mereka berdua masih saling mencintai?...
  Alasanya  zainudin,dirinya  masih merasa sakit hati atas ketidak setiaan Hayati dan keluargannya, yang tegah menolak lamaran dirinya dengan dalih bahwa selain orang miskin dan bukan dari darah bangsawan, zainudin berasal dari garis keturunannya tidaklah jelas di bandingkan dengan Hayati seorang dara manis keturunan bangsawan. Bilah kita baca kisah cinta mereka dari sebua novel  atau kita tonton filem mereka dengan judul Tenggelamnya Kapal Van der Wijck yang merupakan film drama romantis Indonesia tahun 2013 yang disutradarai oleh Sunil Soraya dan diproduseri oleh Ram Soraya, yang  diadaptasi dari sebua novel berjudul sama karangan Buya Hamka. Tenggelamnya Kapal Van der Wijck mengisahkan tentang perbedaan latar belakang sosial yang menghalangi hubungan cinta sepasang kekasih hingga berakhir dengan kematian. Dapat kita petik bahwa latar belakang sosial sangat berpengaruh dalam kehidupan kita sehari-hari. Max Weber dalam (J Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto, 2006:18) mengklasifikasikan empat jenis tindakan sosial yang mempengaruhi sistem dan struktur sosial masyarakat yaitu; 1. Rasionalitas instrumental. Yaitu tindakan sosial yang dilakukan seseorang didasarkan atas pertimbangan dan pilihan sadar yang berhubungan dengan tujuan tindakan itu dan ketersediaan alat yang dipergunakan untuk mencapainya. 2. Rasionalitas yang berorientasi nilai.  Alat-alat yang ada hanya merupakan pertimbangan dan perhitungan yang sadar, sementara tujuan-tujuannya sudah ada didalam hubungannya dengan nilai-nilai individu yang bersifat absolut., 3. Tindakan tradisional. Seseorang memperlihatkan perilaku tertentu karena kebiasaan yang diperoleh dari   nenek moyang, tanpa refleksi yang sadar  atau perencanaan, 4. Tindakan afektif. Tindakan ini didominasi perasaan atau emosi tanpa refleksi intelektual atau perencanaan sadar. Tindakan afektif bersifat spontan, tidak rasional dan merupakan refleksi emosional dari individu. 
 Hanya karena tindakan efektif yang dilakuan oleh Zainudin dirinya harus menangung penyesalan hingga akhir hayatnya. Begitu juga dengan orang tua  Hayati, seandainya tidak membeda-bedakan garis keturunan dan derajat saya yakin semua tidak akan terjadi. Banyak orang-orang diluar sana yang dapat merajut hubungan rumah tangga yang sakina mawadha,wahrohma berasal dari orang-orang tidak mampuh. Menurut Eric Fromm: cinta adalah suatu seni, Salah satu esensi dari cinta adalah adanya kreativitas dalam diri seseorang, terutama dalam aspek memberi dan bukan hanya menerima. Nah berati harta dan warisan tidaklah menjamin seseorang akan hidup bahagia, namun justru dengan cintah mereka dapat menumbuhkan kretaifvitas mereka untuk membahagiakan pasangan masing-masing.

1. Tulisan ini berupa non fiksi semata untuk untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Metode Penelitian Komunikasi , penulisnya merupakan mahasiswa STISIPOL Candradimuka Palembang Jurusan Ilmu Komunikasi semester V.
2. Refprensi diambil dari film drama romantis Indonesia tahun 2013 yang disutradarai oleh Sunil Soraya dan diproduseri oleh Ram Soraya, yang  diadaptasi dari sebua novel karangan Buya Hamka, Tenggelamnya Kapal Van der Wijck.
3. Max Weber dalam (J Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto, 2006:18) mengklasifikasikan empat jenis tindakan sosial.


Salah satu contoh kisah yang berjudul Kisah Putri Mako yang Memilih Cinta ketimbang Tahta’’ Oleh: Aulia Adam - 24 Mei 2017, kisah ini mengisahkan seorang Putri Mako dari Jepang lebih memilih melepaskan kebangsawanan demi cintanya kepada seorang rakyat jelata. Putri Mako, cucu tertua Kaisar Jepang Akihito  jadi kepala berita di sejumlah media terkait keputusan kontroversialnya melepaskan gelar kebangsawanan demi menikahi rakyat biasa. Konstitusi di Jepang memang mengatakan, perempuan dalam keluarga kerajaan harus melepas kebangsawanannya jika menikahi pria dari rakyat biasa. Pria yang merebut hati Putri Mako itu bernama Kei Komuro, seorang karyawan di sebuah badan hukum di Yokoshima, Kei memberanikan diri melamar kekasihnya, yang jelas-jelas bukan orang sembarangan. Lamaran itu rupanya tak hanya diterima Putri Mako, tapi juga direstui kedua orang tuanya, Pangeran Naruhito dan Putri Kiko. Bahkan juga mendapat restu dari kakek-neneknya, Kaisar Akihito dan Permaisuri Michiko. Tanggal pertunangan mereka, seperti dikutip Japan Times, akan diumumkan pertengahan Juni mendatang, dan pesta pernikahannya sendiri direncanakan berlangsung tahun depan.
  Fakta bahwa Putri Mako harus rela meninggalkan tahta kebangsawanannya dan mengikuti suami jadi rakyat biasa. Aturan Kekaisaran Jepang yang menganut sistem patriarkat memang belum adil pada perempuan, sebab aturan yang sama tak berlaku pada laki-laki di keluarga Kekaisaran. Tante dan nenek Putri Mako: Putri Masako dan Permaisuri Michiko sendiri adalah keturunan orang biasa yang dipersunting pangeran dan kaisar  anehnya kaisar tidak harus melepaskan tahtanya karena menikahi rakyat jelata, justru sang rakyatlah terangkat derajatnya menjadi ratu karena disuting kaisar. Tapi, Putri Mako sepertinya tak peduli, risiko kehilangan kebangsawanan pun tampaknya siap dijalaninya. Ia memang bukan Putri Jepang pertama yang akan dikeluarkan dari silsilah tahta. Bibinya—adik bungsu sang ayah—Putri Sayako menikahi pegawai negeri di Kantor Gubernur Tokyo pada 2005 silam, dan tentu saja kehilangan kebangsawanannya. Ia mengganti namanya menjadi Sayako Kuroda, mengikuti sang suami, Yoshiki Kuroda. Dalam sejarah manusia, para bangsawan dari berbagai kerajaan dan kekaisaran di dunia memang punya aturan sendiri tentang pernikahan. Kebanyakan dari mereka menimbang pernikahan sebagai tindakan politik, ekonomi, dan diplomatik untuk mempertahankan kekuasaan, memperluas daerah, gencatan senjata, mempertahankan darah biru, atau menjaga eksklusivitas. Praktik ini terjadi di sepenjuru dunia. Misalnya Kerajaan Inggris, Dinasti Cina, bahkan Kerajaan-Kerajaan Indonesia di zaman Hindu-Buddha hingga pasca-proklamasi: Ratu Elezabeth II menikahi Pangeran Phillip yang masih sepupu jauhnya; Pangeran Dorgon, bupati Qing Manchu di China menikahi Putri Yishun dari Korea; bahkan dalam tahapan keraton, Raden Ajeng Kartini disuruh menikah dengan Raden Adipati Joyodiningrat, Bupati Rembang demi menjaga kedamaian.
  Dari cuplikan diatas dapat lebih menyakinkan kita bahwa Patriarkat, sistem pengelompokan sosial yang sangat mementingkan garis turunan bapak: seorang anak harus menyandang nama ayahnya karena sistem keluarga dan pewarisannya adalah sistem patriarkat. Tidak semua berlaku di penjuru dunia ini, ternyata banyak orang-orang relah meninggalkan kekayaan bahkan tahtahanya hanya mencari kedamaian hati mereka bersama orang-orang yang mereka sayangi, meskipun penderitaan yang akan mengancam kehidupan mereka selanjutnya. Menurut Dunvall dan Miller (dalam Hasanah, 2012) mendefinisikan pernikahan sebagai hubungan antara pria dan wanita yang telah diakui dalam masyarakat yang melibatkan hubungan seksual, adanya penguasaan dan hak mengasuh anak, dan saling melengkapi kekurangan serta mengetahui tugas masing-masing sebagai suami dan istri. Menurut ajaran Islam  “Dan nikah kanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. JIKA MEREKA MISKIN ALLAH AKAN MENGKAYAKAN MEREKA DENGAN KARUNIANYA. Dan Allah Maha Luas (pemberianNya) dan Maha Mengetahui.” (An Nuur 32) Sedangkan menurut Erich Fromm (1983) dalam bukunya Seni Mencintai menyebutkan bahwa cinta itu terutama memberi, bukan menerima, dan memberi merupakan ungkapan yang paling tinggi dari kemampuan. yang paling penting dalam memberi adalah hal-hal yang sifatnya manusiawi, bukan materi. Cinta selalu menyertakan unsur-unsur dasar tertentu, yaitu pengasuhan, tanggung jawab, perhatian, dan pengenalan.. jelas sudah berarti kekayaan, tahta tidakla menjamin kebahagian seseorang tanpa didasari cinta dan kasih sayang, harta, tahta dan derajat dapat kita cari namun kebahagian, kedamaian hati tidak semua orang dapat merasakan itu.
1. Putri Mako Memilih Cinta ketimbang Tahta  Aulia Adam - 24 Mei 2017,
2. Dunvall dan Miller ( Hasanah, 2012)
3. An Nuur 32
4. Erich Fromm (1983)
5. Patriarkat, sistem pengelompokan sosial


 Semua itu dapat dirasan oleh pengalaman saya pribadi bahwa begitu beratnya memperjuangkan sebuah cinta terhadap orang yang kita sayangi, tidak hanya pengorbanan biaya, kesabaran serta keihklasan juga sangat dibutuhkan dalam sebua perjuangan yang namanya Cinta, terkadang air mata merupakan sebua bubumbu dalam merajut sebua hubungan rumah tangga, apa lagi yang menjadi penghalang antara kita dengan orang yang kita sayangi itu adalah orangtua dan saudara kita sendiri. Berat rasanya harus mengambil sebuah keputusan kita harus pilih yang mana, ya yang namanya hidup kita haru memiliki komitmen dan berani ambil resiko apa lagi seorang lelaki harus berjiwa kesatria harus berani membuat keputusan apapun resikonya.
  Saya ceritakan sedikit, saya putra bungsu dari enam saudara yang tinggal di sebuah perkampungan suku musi, sedangkan istri saya anak tertua dari enam saudara keturunan betawi yang hidup dan besar dikota metropolitan yang terkenal yang sering di sebut-sebut kota palembang. Adanya hubungan lintas budaya tersebut membuat hubungan cinta kami ditolak keras oleh kedua keluarga kami, apa alasanya ? jawabnya hanya singkat yaitu adanya prasangka Sosial .  orangtua dan saudara-saudara saya berprasangka atau beranggapan bahwa orang kota hanya bisa bersolek bercantik diri, jalan-jalan ke mall, pemalas dan hanya bisa menghabiskan uang suami, apa bilah suami tidak bisa memenuhi kebutuhannya maka si wanita akan pergi meninggalkan sang suami. Begitu juga sebaliknya orang tua dan saudara-saudara istriku beranggapan bahwa peria keturunan musi pemalas, kasar suka main tangan dan suka beristri banyak. Namun dengan keyakinan dan berdasarkan kasih sayang yang kami miliki walaupun berat akhirnya pernikahan kami terlaksana meskipun sempat tertunda selama satu tahun, alhamdulillah hingga delapan tahun pernikahan kami apa yang menjadi dugaan dan prasangka dari kedua orang tua sungguh bertolak belakang, biarpun kami tinggal dirumah kontrakan dengan perekonomian sangatlah  pas-psan namun kami bahagia dan saling melengkapi, saya yang dulu putus sekolah malahan sekarang bakal menjadi seorang sarjanah.
       Menurut Mar’at (1981), prasangka sosial adalah dugaan-dugaan yang memiliki nilai positif atau negatif, tetapi biasanya lebih bersifat negatif. Sedangkan menurut Brehm dan Kassin (1993), prasangka sosial adalah perasaan negatif terhadap seseorang semata-mata berdasar pada keanggotaan mereka dalam kelompok tertentu. Dari sini dapat kita lihat apa penyebab sehingga terjadinya pertentangan-pertentangan dari kedua kelompok, mulai dari kisah Tenggelamnya Kapal Van der Wijck, orang tua Hayati berprasangka bahwa Zainudin tidak akan mampuh membahagiakan anaknya dengan alasan zainudin selain orang miskin juga berketurunan tidak jelas, Putri Mako harus kehilangan gelar bangsawan hanya karena adanya Patriarkat, sistem pengelompokan sosial di lingkungan kaisar, sayapun sempat sedikit putus asa karena adanya prasangka sosial. Prasangka sosial menurut Mar’at (1981) dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
1. Pengaruh Kepribadian, Kepribadian otoriter mengarahkan seseorang membentuk suatu konsep prasangka sosial, karena ada kecenderungan orang tersebut selalu merasa curiga, berpikir dogmatis dan berpola pada diri sendiri.
2. Pendidikan dan Status, Semakin tinggi pendidikan seseorang dan semakin tinggi status yang dimilikinya akan mempengaruhi cara berpikirnya dan akan meredusir prasangka sosial.
3. Pengaruh Pendidikan Anak oleh Orangtua, tua memiliki nilai-nilai tradisional yang dapat dikatakan berperan sebagai family ideologi yang akan mempengaruhi prasangka sosial.
4. Pengaruh Kelompok, Kelompok memiliki norma dan nilai tersendiri dan akan mempengaruhi pembentukan prasangka sosial pada kelompok tersebut
5. Pengaruh Politik dan Ekonomi, telah banyak memicu terjadinya prasangka social terhadap kelompok lain misalnya kelompok minoritas.
6. Pengaruh Komunikasi  juga memiliki peranan penting dalam memberikan informasi yang baik, sikap akan banyak dipengaruhi oleh media massa seperti radio, televisi, yang kesemuanya hal ini akan mempengaruhi pembentukan prasangka sosial dalam diri seseorang.
   Meskipun demikian semua dapat kita atasi jika masyarakat kita sudah menerapkan  Akulturasi, menurut Koentjaraningrat, akulturasi suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri. Salah satu contoh dari proses akulturasi di Indonesia adalah yang terjadi di daerah transmigrasi. Di antara berbagai suku bangsa yang terdapat di daerah transmigrasi, secara alami terjadi pertemuan dua budaya atau lebih. Akulturasi dapat terjadi melalui kontak budaya yang bentuknya dapat bermacam-macam salah satunya melalui pernikahan yang berbeda kebudayaan.

1. Mar’at (1981), prasangka sosial.
2.  Koentjaraningrat, akulturasi
3.  Armadipujangga.blogsport.com

18 May 2018

Masa Kecil Penuh Suka Dan Duka




   Andi Bukan Nama Sebenarnya, Putra Bungsu  dari enam (enam) bersaudara, empat laki-laki dan dua orang perempuan. dari pasangan Ibu Subaidah dan Ayah Ahmad Basri , dia lahir tepat tanggal 16 Januari 1987 Didusun III Pengumbuk Desa Tebing Abang Kecamatan Rantau Bayur Kabupaten Banyuasin dari pasangan keluarga petani yang hidup dipingiran Sungai terpanjang di Provinsi Sumatera Selatan yaitu Sungai Musi.  
Meskipun kehidupannya sangatlah sederhana namun kebahagian masa kecil itu sangatlah sulit terlupakan, yang lebih membahagiakannya lagi selain mendapat perhatian khusus dari kedua orang tuanya karena dia anak bungsu, saudara-saudaranyapun sangat menyayanginya. Suka duka sebagai anak seoarang petani tentu sudah menjadi makanan sehari -hari, ibunya bekerja sebagai petani sedangkan ayahnya sebagai seorang nelayan, tidak jarang demi mencari sesuap nasi keluarga ini harus meninggalkan rumah  dan bermalam di sebuah gubuk seadanya ditengah sawah apa bila datang musim menanam Padi, tidak jarang pulah apa bila musim berganti menjadi musim kemarau armadi harus ikut bermalam di gubuk di kebun dalam hutan belantara ikut orang tuanya menyadap pohon karet  Milik tuan takur kalau istilah kerenya.   
Meskipun demikian anak yang sering disapa dengan pangilan Sehari-hari Andi merasa sangat bahagia karena orang-orang disekelilingnya selalu menyayanginya. Menurut cerita oarang tuanya sewaktu adi berumur Empat tahun pernah hampir tewas karena tenggelam di Sungai sewaktu mandi bersama ayahnya disungai musi, jasad Andi sempat hilang selama dua Jam hanyut terbawa arus sungai yang deras, namun karena ke ajaiban Tuhan jasad An
Andi sewaktu kecil


di ditemukan oleh nelayan yang waktu itu sedang Menggulung jaring. Setelah diselamatkan oleh nelayan Alhamdulillah akhirnya adi selamat dan tumbuh hingga sekarang.


28 March 2018

Lembaga Sensor Dan Fungsi Pengawasan

Media-media Barat yang bergerak menentukan arus utama informasi dalam sistem komunikasi internasional secara luas dipandang sebagai sumber dan rujukan informasi internasional. Pengaruh media gelobal ada yang bersifat positf dan ada juga yang bersifat negatif. Pengarug negatif lebih kerap ditimbulkan oleh derasnya arus informasi yang partisan dan penuh bias. Contoh perang palestina dan israel.
   Sebenarnya perang informasi sudah sejak lama terjadi dalam disiplin dan teori praktik jurnalisme media massa dikenal istilah politik redaksional yang tidak lain merupakan politik media massa dalam melontarkan informasi ketengah publik.
A . Dibidang Budaya dibawa pimpinan Amerika Serikat media barat memanfaatkan media untuk membanjiri informasi propagandistik yang mengesankan ke unggulan nilai-nilai budaya barat.
B. Di bidang ekonomi negara-negara tersebut memiliki jutaan bahkan ribuan perusahaan multi nasioanal yang selalu memaksakan aturan main dalam industri dan perdagangan internasional, sedangkan biasanya yang menjadi target negara-negara yang memiliki potensi kekayaan alam dan potensi pasar yang besar. Adapun aturan main tersebut biasanya dikemas dalam istilah hukum internasional seperti, liberalisasi perdagangan, privatisasi badan usaha, mencabut hambatan pajak, dan arus ivestasi yang dalam agenda globalisasi berlaku prinsip satu dunia dan satu pintu transaksi. Upaya ini untuk menutupi kecurigaan atau tuduhan praktik penjajahan terselubung dalam bentuk baru yakni Neokolonialisme.


filem yang mempertahankan kebudayaan kuno


Jika pengawasan dan pengendalian tidak dilakukan maka tidaklah mustahil serangan informasi dan kebudayaan dari barat akan melumpuhkan nilai -nilai budya lokal yang lebih mampu menciptakan harmoni kehidupan masyarakat. Nilai -nilai kapitalis yang mengagung-agungkan ideologi liberal dan sekuler hanya akan menciptakan masyarakat yang hedonis yang tidak selaras dengfan mertabat dan harkat kemnusiaan, begitu juga sebaliknya jika di awasi maka masyarakat dapat terhidar dari pengaruh tersebut.
Dalam pembentukan dan distribusi sistem media massa aspek pengawasan merupakan slah satu variabel yang paling singnifikan kompleksitas dan pengukuranya. Pengawasan atas sistem media massa dapat berupa
A. Pengawasan terhadap struktur media masa yang ada didalam masyarakat itu sendiri maupun pengawasan terhadap media dari luar.
B. Semangat yang perlu dibangun dalam lembaga pengawasan dalah semangat membuka diri terhadap unsur budaya yang selaras dan semangat melindungi diri dari serangan informasi destruktif.
 Contoh peran lembaga pengawasan yang dimiliki oleh negara singapura, sejak awal negara tersebut membuka diri terhadap informasi dari luar, namun diwaktu yang sama mereka menutup diri dari pengruh budaya dari luar. Masyarakat dapat menikmati segala macam berita aktual maupun kemajuan-kemajuan teknologi, namun masyarakat tidak akan pernah dapat menonton atau menyaksikan informasi yang bermuatan destruktif seperti pornoaksi dan pornografi sekalipun melaui jaringan internet, karena semua jaringan dunia gelap internet sudah di blokir.
Scara psikoanalisi, ide pengawasan dikembngkan untuk menumbuhkan kesadaran dalam menimbang faktor untung rugi baik dalam skala individual maupun institusional. Peran lembaga pengawasan akan berjalan efektif jika mendapat dukungan dari masyrakat, pengawasan informal oleh masyarakat lebih menitikberatkan kepada peran pencegahan sedangkan dari pengawasan pormal oleh lembaga pengawas atau badan negara lebih tertuju pada penolakan atau penghapusan informasi demi kepentingan sosial dan nilai-nilai bangsa. Atas dasar inilah paradigma pengawasan informasi di bedakan menjadi empat tipe pengawasan terhadap sistem media.
1. Pengawasan domestik legalistik yang mencakup bidang hukum dan peraturan khusus bagi lembaga siaran dlam negeri.
2. Pengawasan domestik aktualistik mencakup controlsosial terhadap arus informasi.
3. Pengawsan eksternal legalistik mencakup dalam penyengsoran langsung.
4. Pengawasan eksternal aktualistik mencakup faktor-faktor penting atau setandar dalam menentukan program produksi maupun distribusi informasi.
   


Salah Satu Aplikasi Android Yang Mengenalkan Dan Mempertahankan  Budaya Indonesia


27 March 2018

Perang Informasi Dan Ledakan Budaya Massa

Perang Informasi

Negara besar dan kuat sejak dahulu hingga sekarang masih terus berambisi untuk mempertahankan dan memperkokokh hegemoninya atas negara-negara yang lemah. Ambisi ini merupakan bagian dari upaya untuk melanjutkan penjajahan, penjajahan mengandalkan kekuatan senjata sepertri masalalu telah berakhir. Pada era globalisasi informasi sekarang ini penjajahan berlanjut dengan mengandalkan kekuatan informasi. Adigium yang berlaku sekarang ini ‘’ siapa yang menguasai informasi, dialah yang menguasai dunia’’  
  Perang informasi tidak terhindarkan, kecamuk perang informasi ini menghadapkan satu kubu yang menguasai informasi dan kubu lain yang kurang menguasai. Arus media massa nal internasional ibarat kunci penjaga gawang (gate keeper) berita internasiol berada ditangan negara-negara yang menguasai teknologi dan produksi informasi seperti New York , London dan Paris. Ketimpangan dalam penguasaan teknologi komunikasi dan informasi semakin menyulitkan posisi negara-negara yang dijadikan terget. Dalam perang yang ditandai dengan gempuran informasi oleh corong-corong media barat tak jarang informasi direkayasa dan dimanipulasi untuk mendiskreditkan pihak lawan. Dengan mengandalkan ke unggulan teknologi dan kecangihan pengolahan pesan, manipulasi informasi biasanya dilakukan dengan mengesampingkan buktiril dan fakta. Oleh sebagian pakar komunikasi prilaku seperti ini disebut sebagai teori pengaburan atau pengecohan , ada juga yang menyebutnya sebagai teori pencitraan buruk atau pembunuhan karakter.
 Salah satu contoh ketika perang Amerika Serikat menghadapi Irak, saluran komunikasi sudah tertutup, presiden Sadam Husein dicitrakan sebagai teroris dengan memiliki senjata pemusna masal. Pencitraan buruk ini jelas tidak sesuai dengan fakta, meskipun demikian berita terus digemborkan supaya bisa diterima sebagai kebenaran. Para propagandis Barat sependapat bahwa kebohongan yang dicecerkan secara terus menerus bisa menjadi kebenaran yang tidak terbantahkan, pendapat inilah kemudian dijadikan pijakan atau teori atau pola dalam perang informasi. 
  Mantan wartawan CNBC Asia, Jerry D. Grey (2006) dalam bukunya Dosa-Dosa Media Amerika menyatakan bahwa dalam perang informasi , media barat berkonspirasi dengan agen setempat yang berpengaruh untuk menyebarkan kebohongan atau informasi manipulatif. Informasi akan dikemas secara fantastis dan tidak mudah diverifikasi sehingga khalayak yang tidak keritis sulit menyangkalnya dan membedakan antara berita hoax dan fakta. Salah satu contoh ialah perang antara israel dan palestina, dalam berita TV tentara Israel memerintahkan tenteranya dengan helikopter bersenjata cangih untuk menyerang pemukiman palestina dan membunuh warga sipil hampir setiap saat guna melemahkan semangat dan pertahanan para mujahidin palestina. Akibat berita tersebut reportase jaringantelevisi dan pers dunia memberikan penghargaan tinggi kepada Israel karena telah melakukan aksi bela diri, padahal fakta sebenarnya tindakan israel tersebut nayta-nyata merupakan serangan biadap terhadap warga sipil dan dapat memicu perang baru serta merusak upaya perdamian.


Pihak Sipil Korban Perang Israel dan Palestina.

     Ditinjau dari perspektif sejarah kemanusian, secara budaya-politik, internet merupakan media gelobal yang sangup membenturkan perbedaan -perbedaan antara budaya lokal dan budaya asing. Sisilain internet juga akan membuat banyak lembaga masyarakat mempertahankan karakter tradisional atau memodifiksinya di dunia maya yang berkaitan dengan tiga hal penting yaitu Refrensi terhadap berita lokal dan nasional, mendomestikkan berita tentang negara lain , dsn merefleksikan arus ketidak seimbangan dalam komunikasi antara negara maju dan negara berkembang. Secara Budaya media global sanggup membenturkan perbedaan budaya dan secara Politik mampu menggiring opini publik ke arah kepentingan tertentu. Dalam sebuah diskusi publik di jakarta , Jerry pernah berpesan kedapa masyarakat untuk mencernah setiap informasi dari barat secara keritis.’’ informasi dari barat jangan ditelan begitu saja. Perhatikan informsi tersebut dengan opini-opini yang menyertainya maka anda akan menmukan benag merah yang menunjukkan konspirasi dibaliknya.


film yang mengadaptasi cerita pendek milik Asma Nadia itu, lebih memberi nilai-nilai pelajaran bagi manusia, juga sebuah makna kehidupan tentang cita-cita agung untuk melaksanakan ibadah dari berbagi sisi manusia yang hidup dalam serba kekurangan, serba berlebihan, serba kepentingan. Inilah sisi menariknya dalam Film “Emak Ingin Naik Haji”.




 Ledakan Budaya Massa 
  
Aspek lain dari komunikasi Internasional adalah peranannya dalam penyebaran pengaruh yang ditujukan untuk mempengaruhi dan mengendalikan bagian -bagian dunia lainya. Kegiatan komunikasi internasional akhir-akhir ini telah menimbulkan hello effeck berupa ledakan budaya massa yang menerapkan sebagian besar kawsan dunia. Budaya massa yang dibawa media barat termasuk filem ,VCD-DVD, musik pop, dan produk budaya sejenis telah merangsak kedalam masyarakat tradisional. Terjadinya ledakan budaya massa secara langsung berkaitan dengan perkembangan ilu pengetahuan, terutama teknologi komputer dan elektronik. Meski perkembangan ini merupakan kegiatan internasional, namun alat-alat pelontar informasi dari barat secara sistematis telah menimbulkan dampak terkikisnya nilai-nilai budaya lokal tradisional.


Sinopsis: Yusuf, putra tunggal pengusaha kaya, menjalin hubungan cinta dengan Zulaikha, seorang putri bangsawan Bugis yang masih kuat memegang adat. Garis darah yang enggak sederajat itu bikin cinta keduanya menghadapi tembok penghalang. Cinta yang terhalang bikin mereka membuktikannya dengan silariang( Kawinlari).

 Proses ini berlangsung pesat sejak munculnya masyarakat modren yang berciri technotronic, yaitu masyarakat yang hidupnya bergantung pada teknologi elektronik. Collin Cherry mengatakan bahwa ledakan Massa terjadi karena adanya campurtangan jurnalistik sebagai penyebar informasi keseluruh dunia, oleh sebab itu Cherry menyimpulkan ledakan komunikasi ini memiliki tiga aspek.
1. Secara geografis daerah-derah bagian selatan telah terseret kedalam jaringan komunikasi di belahan utara.
2. Tingkat lalulintas dan jumlah informasi yang dibawa dalam sistem tersebut telah mengalami peningkatan berlimpat ganda secara geometris.
3. Kerumitan teknis dari perangkat keras baru maupun keterampilan serta spesialisasi untuk mengoprasikan dan merawat jaringan tersebuttumbuh semakin canggih.
  Karena masyarakat dunia semakin terpengaruh dan bergantung satu sama lain maka produk budaya barat menyerbu negara berkembang serta berlomba-lombah untuk mengembangkan pasar dan memperluas wilayah pengaruhnya. Majid Tehranian menyebut penomena ini sebagai ‘’ imperialisme media’’ dan Ali Muhammadi menyebut sebagai ‘’ imprealisme budaya’’



Kaset Filem VCD dan DVD Internasional yang menyebar luas Di Indonesia.




Arus Filem Internasional Dan Isi Filem Dan Vedio

Arus Filem Internasional
     
Hamid Mowlana(1986:76) dalam bukunya, Global Informatioan and World Communication menyebutkan dari hasil survei yang dilakuakan pada tahun 1989 tergambar adanya arus informasi global melalui berbagai media tanpa terkecuali dalam perfileman internasioanl sebagai kecendrungan umum , menunjukan bahwa dua negara Asia berada pada posisi teratas dalam produksi Filem panjang, yaitu Negara Jepang dan India yang masing-masing memproduksi filem lebih 400 judul setiap tahun. Sedangkan untuk negara Italia, Amerika Serikat, dan Rusia masing-masing membuat filem sebanyak 250-300 judul pertahun. Prancis, Korea Selatan, Hongkong, Yunani, dan Spayol 200 judul pertahun. Diperkirakan total produksi global filem panjang mencapai 3.400-3.900 buah pertahun.

Anandhi (Balika Vadhu), jumlah episode 2.136  14 Maret 2016

  Pertukaran intraragional melalui filem di asia menunjukan arti penting bagi etnik minoritas imigran yang tinggal di beberapa kawasan asia , khalayak minoritas seperti cina dan india yang tinggal Di Malayasia 54 % kebanyakan menonton filem negaranya di bioskop-bioskop Malaysia, ini membuktikan bahwa lintas pertukaran arus informasi perfileman terjadi dinegara tersebut. 

   Isi Filem Dan Vedio  

Pada umumnya, konten atau isi filem dan video tergolong konten cerita ,yang didominasi oleh konten yang bersifat fiksi , sedangkan konten faksi (kisahnyata) hanya sedikit. Cerita remaja seperti roman atau percintaan merupakan tema yang mendominasi disusul action , pertualangan, hiburan, dan musik. Salah satunya filem atau video yang di produksi oleh Amerika dan Eropa memiliki konten yang populer baik fiksi maupun faksi, hanya saja secara teknis pengarapannya terkadang disisipi dengan rekayasa teknologi. Konten yang melulu bersifat murni fiksi ilmu pengetahuan merupakan cirikhas filem dan vedio yang dihasilkan Amerika di samping cirilainya lebih menonjolkan gaya hidup konsumeris-kapitalis , kemewahan , foya-foya,mabuk-mabuk, rokok, seks, perjudian , kekerasan dan kriminal.



                  A_Nightmare_on_Elm_Street_(1984_film) yang mengisahkan tentang kekutan Cinta.


   Ciri konten filem dan vedio semacam itu tampaknya dipicu oleh nilai -nilai kebebasan yang diagung-agungkan dalm budaya Amerika khususnya kebebasan berekpresi. Gaya pengarapan semacam ini juga banyak dipengaruhi oleh nilai -nilai kebebasan yang dilandaskan pada nilai hak asasi manusia , sedangkan aspek gaya hidup konsumeris -kapitalis yang diwakili dengan sajian gaya hidup penuh kemewahan dan poya -poya serta seks hingga perjudian , kekerasan , dan kriminal dapat di maknai sebagai cermin dari perspektif kapitalis yang lebih menjurus pada gaya hidup hedonis.
   Kuatnya penonjolan ciri-ciri tersebut oleh sejumlah pengamat kebudayaan merupakan cermin dari Amerikanisme dalam industri kebudayaan Amerika yang pada akhirnya mendapt serapan kuat ditengah pasar gelobal. Tidak jarang produser filem dan video di negara lain memproduksi filem dan video yang sama dengan alasan komersil, Kecendrungan seperti inilah disebut sebagai Amerika Industri filem dan vedio. Sedangkan konten filem dan video negra lain diluar Amerika lebih menonjolkan ciri-ciri yang bersifat nilai-nilai budayalokal tradisional di samping gaya hidup pop juga tak ditingalkan.
  Para pakar komunikasi yang mengamati konten gaya hidup pop dalam filem dan video yang diproduksi oleh negara luar Amerika menyebutkan hal itu sebagai efek halo dari ciri budaya Amerikanisme, sedangkan pakar lain menyebutkan sebagai Amerikanisasi dalam industri kebudayaan.

Entri yang Diunggulkan

Hikma Yudisium Daring (Online) Menjadi Kebanggan Orangtua

Akibat Covid-19 atau yang sering kita sebut Corona membuat sebagain orang merasa kecewa, karena Gordon yang menjadi kebanggaan seharusnya di...