Pasar Baba Boentjit ternyata tidak hanya menampilkan keunikan rumah yang beusia ratusan tahun. Para pengunjung juga di suguhi beragam hiburan, mulai dari. Artis terkenal, merdunya lantunan band Akustik, drama kolosal Hantu Banyu karya mahasiswa STISOPOL Candradimuka jurusan Ilmu Komunikasi selain bikin lucu juga menegangkan. Satu lagi yang menarik di pasar Baba Boentjit dalam ajang Genpi Sumsel 2017, acara tersebut menyuguhkan aneka ragam jajanan kuliner khas palembang seperti pempek dan mie celor serta demo masakan khas Pindang Patin dan Udang Satang dari koki yang terkenal yang bikin perut pengunjung langsung keroncongan tercium aroma maskan gulai khas palembang tersebut.
Asalammualaikum Wr.Wb Untuk para pembaca yang ingin Tulisannya dimuat di Halaman Cerita Punjangga silahkan hubungi saya di : Whatshapp/ Telpon : 0813-6611-0139, Email : armadipujangga@gmail.com, Twitter : @armadi_amd, Facebook : Armadi Pujangga, Instagram : @armadi_pujangga; TERIMAKASIH
28 November 2017
Sejuta Hiburan Di Pasar Baba Boentjit, Mulai Dari Artis Terkenal Hingga Kuliner
Rumah Ong Baba Boentjit, Rumah Tua Sejuta Galery
Berikut Merupakan Galery Yang Tersimpan Di Rumah Ong Baba Boentjit
Evi : Menjadi Pengrajin Nipa Dari Keturunan
Keahlian Seni Kreatif membuat bakul dan Ancak yang terbuat dari Lidi Daun Nipa ternyata keahklian yang sudah menjadi turun menurun bagi masyarakat Pinggiran Sungai Musi tepatnya Kelurahan 3-4 Ulu Kecamatan Seberang Ulu I Palembang . Hal ini terbukti saat pem blogger mengunjungi Pasar Baba Boentjit di Genpisumsel 2017 berbincang dengan seoarang Ibu beranak tiga yang kerap disapa Mbak Evi.
Embak Evi menceritakan bahwa dirinya sudah menguasai keakhlian menganyam bakul dan membuat ancak ini saat dirinya masih beruasia 8 tahun, keahklian tersebut ia dapatkan karena kedua orang tuanya juga pengrajin Nipa, karena diwarisi keahlian tersebut hingga dirinya menjadi ibu rumah tangga dengan berkepala tiga skill yang ia miliki terus ia kembangkan guna menambah penghasilan suaminya untuk kebutuhan hidup sehari-hari.
" kami dapat bahan ini dari masyarakat kabupaten Banyuasin khusus Daerah Sungsang, kami beli dengan harga Rp 4000 per ikat, dalam satu ikat itu dapat 2 atau 3 buah bakul kalau di buat bakul, perbakul kami jual Rp 3800 hingga Rp 5000 di agen yang biasa ngepul untuk ngisi pabrik tahu." ujar Mbak Evi saat di bincangi.
Kerajinan Bakul dan Ancak Seni Kreatif Masyarakat Palembang
Masyarakat kota palembang khususnya yang hidup di daerah pinggiran Sungai Musi seperti kelurahan 3-4 Ulu kecamatan Seberang Ulu I palembang memiliki ragam usaha kreatif tradisional yang terbuat dari bahan Nipa. Seperti yang ditekuni oleh Ibu Ilud, beliau sudah puluhan tahun melakoni usaha kreatif seperti membuat Bakul dan Ancak yang terbuat dari lidi Nipa ini, saking mahirnya dirinya mampu menyelesaikan 1 bakul dalam waktu 30 Detik dalam satu hari dirinya bisa membuat 10-15 Bakul maupun Ancak yang biasa ia jual ke agen Rp 3800 hingga Rp 5000 per buah, Seni kreatif ini juga menjadi penghias pasar Baba Boentjit di ajang Genpisumsel 2017.
Rumah Tertua Hingga 300 Tahun Di Palembang
Rumah ong Baba Boenjtit merupakan satu-satunya rumah tertua yang berada di kota palembang, saking tuanya rumah yang belokasi di Kelurahan 3-4 Ulu kecamatan Seberang Ulu I Palembang usianya hingga mencapai 300 tahun. Dalam ajang Genpisumsel yang bertema pasar Baba Boentjit pengunjung dapat melihat struktur rumah yang hingga kini masih berdiri kokoh, barang-barang antik seperti patung, pedupa ibadah dan foto-foto bersejarah.
29 April 2017
Naik Pesawat Terbang Tidak Seseram Kata Orang
Hello guys begini saya mau berbagi pengalaman, dulu tersirat di benak Kapan saya bisa rasakan yang namanya naik kapal terbang, gimana lihat Kota Jakarta yang super metropolitan, gimana bentuk tugu Monas Jakarta yang menjadi ikon Ibu kota Jakarta.
Yok simak cerita saya...
Cekidot.
Tepatnya 15 April 2017, saya dapat kali pertama merasakan gimana yang namanya naik kapal terbang, engak tanggung-tanggung langsung terbang bersama Garuda Indonesia Boeing GA 105 tujuan Jakarta.
Setelah melewati pemeriksaan superketat di bandara internasional Sultan Mahmud Badarudin II Palembang akhirnya para penumpang langsung menuju pesawat dan duduk di kursi masing-masing. Awalnya cemas dan gelisah karena kata orang selama di udara akan banyak gangguan dan lain sebagainya sehingga kita dibuat cemas dan takut, namun setelah memasang sabuk pengaman sembari mendengarkan instruksi dari pramugari Tetang pintu darurat serta alat penimbul jika terjadi kecelakaan saya menyetel tv mini yang ada di hadapan kursi masing-masing penumpang.
Sembari mendengarkan musik yang di bawakan oleh Ari Lasso pesawat mulai delay menuju Jakarta awalnya saya rasakan sendiri ketika pesawat baru terbang ada semacam perasaan mual takut dan lain-lain namun setelah posisi pesawat sudah mendatar kecemasan itu hilang bahkan tidak seperti apa yang di katakan orang. Sembari menyantap snak gratis yang disuguhkan oleh pramugari bersama segelas susu, Kurang lebih 45 menit instruksi kedua menyatakan bahwa pesawat akan segera mendarat di bandara internasional Halim Perdanakusuma Jakarta, rasa cemas datang lagi ketika pesawat menuju landasan. Saya merasa seakan kita jatuh dari ketinggian namun hanya beberapa saat kemudian kembali normal setelah pesawat mendarat dengan selamat.
Akhirnya sayapun tiba dan kali pertama menginjakkan kaki di bandara internasional Halim Perdanakusuma Jakarta.
Itulah sepenggal cerita naik pesawat, disini dapat kita petik hikmahnya bahwa setiap orang-orang itu meliki Kisa dan perasaan berbeda, apa yang di ceritakan orang tidak mungkin sama dengan apa yang kita rasakan.
Perlunya Indentitas Diri dan Bahasa Nasional Dalam Suatu Perjalanan
Oke guys ketemu lagi dengan cerita pujangga, kali ini saya akan bercerita bahwa
" pentingnya Indentitas Diri Saat Berpergian, Gara-gara ketinggalan KTP Naik Kereta api Ganti Nama
Cekidot...
Waktu itu tepatnya tanggal 20 April 2017 saya bersama rekan saya Syarifudin Zuhri berkesempatan mendampingi Wakil Ketua DPR Banyuasin berfoto ke kota Bandung setelah sebelumnya kami sempat menginap di Mangga Besar Jakarta Selatan.
Sewaktu sampai di stasiun kereta api Gambir Jakarta, kami ber empat terlebih dahulu membeli tiket kereta api, saat yang lain mengeluarkan KTP saya baru sadar bahwa saya tidak membawa kartu Indentitas sedikitpun, baik berupa KTP, SIM, ataupun Kartu Indentitas lainnya. Saya panik mau pulang ke hotel keburu telat Al hasil saya pasrah dan harapan saya untuk melihat kota lautan api hampir pupus.
Tidak lama kemudian pak wakil ketua DPRD datang menghampiri dan menawarkan bagaimana kalau beli tiket kereta api nya menggunakan KTP sopir taksi yang sudah kami kontrak, harapan saya untuk melihat kota Bandung kembali semangat setelah mendengar pak Rohmat memberi izin untuk menggunakan KTP selama saya di Bandung.
Usai membeli tiket kami ber Empa naik kereta tujuan Bandung tepatnya di gerbong nomer 6. " Uh..kacau nama saya Armadi gara-gara ketinggalan KTP di kamar hotel, kini menjadi Rohmat".
di sepanjang perjalanan, saya diejekin sama pak Dewan dan Istri dengan panggilan pak Rohmat.
Separuh perjalanan kami rasakan di gerbong kereta tersebut Ac-nya tidak sejuk, akhirnya pak Dewan mengusul sama masinis untuk pindah gerbong. Tidak berapa lama datang pramugari cantik dan menyuruh kami untuk pindah ke gerbong nomer 5, karena korsi sudah hampir penuh akhirnya kamipun terpisah pak Dewan tetap satu kursi sama istri sedangkan saya dengan teman saya terpaksa harus berpisah tempat duduk.
Kini datang lagi musibah kedua, saya orangnya sudah terbiasa dengan bahasa deso, karena logat saya terlalu kental jadi susah untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, kebetulan kali ini saya duduk berdampingan dengan wanita cantik namun karena malu takut di tertawain saya ragu untuk menyapa apa lagi bercerita panjang lebar, akhirnya kami bercerita seperlunya saja dan kebanyakan tidur, " asik..tidur bareng cewek cantik" jangan salah tapsir tidur bareng disini satu korsi Lo.
Sampai di kota Bandung akhirnya kamipun pokus dengan tujuan utama kami yaitu mendampingi pak Dewan ke studio foto, setelah mampir shalat ashar di masjid Agung Ukhuwah Bandung kami lanjutkan makan malam di RM Ibu Asma. Usai makan kamipun langsung berfoto setelah berfoto kembali menuju pulang ke Jakarta dengan mengendarai mobil taksi pribadi atau dikenal dengan grep.
Nah itula cerita singkat saya pertama kali kebandung." Pesan saya dari cerita ini ada dua hikma yang saya petik. Pertama bahwa penting sekali saat berpergian kita membawa kartu Indentitas diri. Kedua perlunya kita menguasai bahasa Nasional, sebab ke dua-duanya sangat di perlukan dalam suatu perjalan.
17 February 2017
Mencari Ilmu Tidak Terbatas Usia
Banyak orang-orang berfikir untuk apa kita belajar to usia sudah tua, tidakpula sedikit orang-orang berfikir dan menyesali bahwa dirinya menyesal kenapa tidak dari awal untuk belajar sungguh-sungguh. Sebenarnya itu fikiran orang yang lemah, sesungguhnya mencari ilmu itu tidak tergantung usia mudah atau tua, selagi ada kesempatan kenapa harus di buang sia-sia.
" saya sendiri sempat putus sekolah, namun karena niat ingin belajar tidak menutup kemungkinan saya akan bergelar sarjana. " Ujar Armadi Mahasiswa Stisipol Candradimuka.
Jangan kita selalu berfikir dari segi keterbatasan namun mulailah kita berfikir dari segala kemungkinan, entah itu tua, mudah di bekali oleh sang pencipta kecerdasan untuk selalu berfikir dan berusaha.
" di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin kalau kita berani mencoba, orang bisa cerdas karena dia belajar, kalau orang bisa kita tidak berarti mustahilkan. Berarti tergantung usaha dan kerja keras kita, tidak ada orang lahir yang langsung bisa membaca kalau tidak belajar." tuturnya.
Diceritakanya kenapa dirinya sempat putus sekolah. Dirinya menjawab bahwa semua karena keterbatasan orangtua, " walau sekarang ini saya sudah berusia 30 dan kepala dua, jika ada peluang kesempatan harus kita raih apapun caranya saya harus berhasil mendapatkan gelar sarjana." pungkasnya.
6 February 2017
16 January 2017
Kasih Ibu Sepanjang Hayat
Pada Zaman Dahulu, ada tradisi membuang orang yang sudah tua ke hutan . Dan ada juga organ mereka diambil untuk kegunaan perubatan . . . Mereka yang dibuang adalah orang tua yang sudah tidak berdaya , agar tidak membebankan kehidupan anak - anaknya . . .
Pada suatu hari , ada seorang pemuda yang berniat membuang ibunya ke hutan . Kerana si Ibu telah lumpuh dan agak nyanyuk .. Si pemuda ini bergegas menyusuri hutan sambil menggendong ibunya . Si Ibu yang kelihatan tak berdaya , berusaha mencapai setiap ranting pohon yang mampu diraihnya lalu mematahkannya dan menaburkannya di sepanjang jalan yang mereka lalui . Sesampai di dalam hutan yang tebal , si anak menurunkan Ibu tersebut dan mengucapkan kata perpisahan sambil berusaha menahan sedih kerana ternyata dia tidak menyangka terpaksa melakukan perbuatan ini terhadap Ibunya . Si ibu yang tak terdaya tadi masih tenang . . . . . Dalam senyumnya , dia berkata , ''Anakku , Ibu sangat menyayangimu . Sejak kau kecil sampai dewasa , Ibu selalu merawatmu dengan segenap cintaku . Bahkan sampai hari ini , rasa sayangku tidak berkurang sedikitpun . Tadi Ibu sudah menandai sepanjang jalan yang kita lalui dengan ranting-ranting kayu . Ibu takut kau tersesat . Ikutilah tanda itu agar kau selamat sampai di rumah '' . Setelah mendengar kata-kata tersebut , si anak menangis dengan sangat sebak dan sayu . Kemudian terus memeluk ibunya dan kembali menggendongnya untuk membawa si Ibu pulang ke rumah . Pemuda tersebut akhirnya merawat Ibu yang sangat mengasihinya sampai Ibunya meninggal . Sahabatku semua . . renung2kanlah . .
'' Orangtua '' bukan barangan lusuh yang boleh dibuang atau diabaikan setelah terlihat tidak berdaya . Kerana pada saat kita berjaya atau saat kita dalam susah , hanya ''orangtua'' yang mengerti kita dan batinnya akan menderita jika kita susah .
''orangtua'' mereka tidak pernah meninggalkan kita ,macammanapun keadaan kita .. Walaupun kita pernah melawan atau meninggi suara kepada orangtua namun Ibu dan ayah kita akan tetap mengasihi kita ....
Kasihi dan sayangi la orangtua kita selagi mereka masih hidup..
Mudah-mudahan cerita ini dibaca oleh org2 yg mngabaikan ibunya.......dan kembali sadar betapa kasihnya seorang ibu untuk anaknya..... !!!
14 January 2017
Armadi " Persaingan Global Menantang Sarjana Yang Memiliki Skil Bukan Sekadar Gelar
Banyak orang berpikir bahwa gelar sarjana adalah kunci utama untuk masa depan yang cerah. Ironisnya lagi pemikiran tersebut turut mempengaruhi parah orang tua, mereka beranggapan Harta habis tak mengapa untuk biaya sang anak asal anak menyandang gelar sarjana, bukan itu saja paraorangtua ikut serta ambil bagian berlomba-lomba untuk dapat menguliahkan anak mereka di Universitas-univeristas yang mahal dan ternama demi meraih kesempatan kerja yang berkualitas serta menjamin masa depan untuk anak-anaknya nanti. Masih relevankah pemikiran itu sekarang?.
Masih pantaskah dilakukan oleh paraorang tua..!
Namun tidak bagi seorang Armadi peria yang sering disapa dengan panggilan Madi. Lelaki keturunan Suku Musi yang lahir pada tanggal 16 Januari 1987 bertempat tinggal di Desa Tebing Abang Kecamatan Rantau Bayur Kabupaten Banyuasin provinsi Sumatera Selatan, Menurut dia Kesuksesan itu dapat diraih oleh orang- orang yang memiliki skil bukan hanya sekadar gelar. Gelar saja tidak menjamin seseorang untuk dapat meraih sukses atau menepati Sebua jabatan, didalam era modern dan persaingan bebas gelar sarjana yang dibangga-banggakan tidak cukup, namun SKIL dari seorang sarjana yang sangat dibutuhkan.
" Dizaman segala Modren ini, gelar sarjana saja tak lagi cukup untuk membuat masa depanmu sejahtera. Jika kamu berniat jadi sarjana hanya supaya punya gaji tinggi dan popularitas menjadi terkenal, siap-siap saja kecewa, sebab di era seperti ini Skil itu yang paling di utamakan bagi seorang sarjana" Tutur Putra Bungsu dari Enam bersaudara dari pasangan Bpk. Ahmad Basri dan Ibk. Subaida itu saat di bincangi Tim kreasi Cerita Pujangga Minggu (15/1).
Sambung Mahasiswa Universitas Stisiopol Candradimuka Palembang Jurusan Ilmu Komunikasi ini meninailai, bahwa Orang yang memiliki pemikiran seperti itu, pikiranya sangatlah dangkal dan tidak akan bermanfaat untuk orang lain maupun untuk dirinya sendiri.
" orang seperti itu akan selalu bertergantungan sama kinerja orang lain istilah zaman nenek saya orang seperti itu ibaratkan Tata dan Catok yang mau disuruh terlebih dahulu baru mau bekerja tanpa ada pemikiran atau insiatif sendiri. Kebanyakan para sarjana muda di zaman sekarang ini tidak memiliki Skil sehingga tidak ada apresiasinya yang sesuai dengan gelar yang ia sandang. Imbuh ayah dari Dua Putra ini.
Masih kata dia ' Waktu selama 4 tahun (umumnya) akan terbuang sia-sia jika kita hanya berpatokan pada nilai bagus dan gelar namun tidak memiliki SKIL. Pasalnya, saat memasuki dunia kerja, sarjana bermodal gelar hanya sampai pada level menengah. Bukan tidak mungkin, pencapaiannya justru kalah dengan mereka yang non-sarjana tapi punya kemampuan atau skill yang mumpuni." terangnya
Dikatakan oleh Suami Masdarina ini' SKIL itu ada pada diri kita sendiri, tergantung dengan tekad serta niat seseorang untuk sukses sesuai dengan gelar yang disandang," terangnya kepada tim Cerita Pujangga
Lebih lanjut kata dia, dirinya sempat putus sekolah hanya karena keterbatasan biaya, namun karena keyakinan yang kuat dan menuntut ilmu tidak pandangan usia, akhirnya dirinya bisa menduduki bangku kuliah tanpa bantuan dari saudara maupun orangtuanya.
" pada dasarnya kita harus memili skill dalam bidang apapun, supaya saat menduduki dunia bisnis ditengah masyarakat modren kita tidak akan belajar dari nol lagi" jangan sampai gelar mempermalukan kita sendiri karena tidak memiliki SKIL, usia tidak membatasi manusia untuk berhenti menuntut ilmu, kalau ingin sukses harus memiliki keyakinan yang kuat dan pantang menyerah, jangan selalu bertergantungan kepada orang tua, cukup Do'a mereka yang bersama kita namun kemandirianlah membuat seseorang meraih kesuksesan sejatinya, kesuksesan sejati ialah kita mampu berdiri tanpa bantuan orang lain " pungkasnya
7 January 2017
Jamal, Tugas Adalah Tantangan
Banyuasin,
Jamal , Kepala Sekolah Menengah Pertama(SMP) Negri 4 Kecamatan Rantau Bayur yang terletak di Desa Rantau Bayur kecamatan setempat merupak salasatu sekolah yang terletak di daerah pearaian. Selain medan sulit ditempuh sekolah ini juga rentan Banjir, sehingga pabila hujan cukup deras otomatis sekolah tersebut akan tergenang banjir yang epeknya membuat siswa kesulitan untuk belajar.
" ini satu tantangan buat saya, demi sumpah dan jabatan sesulit apapun itu ya harus kita terima" ujar Jamal saat di bincangi cerita pujangga
Katadia, ' jangan kalah oleh keadaan namun keadaanlah yang harus menyerah kepada kita" imbuhnya
Masih kata dia ' walau seberat apapun tantanganya namun kita tetap optimist bahwa meski terpencil namun Siswa yang lulus dari sini harus mampu bersaing dengan sekolah-sekolah yang lainya, itu visi saya" pungkasnya mengahiri.
Entri yang Diunggulkan
Hikma Yudisium Daring (Online) Menjadi Kebanggan Orangtua
Akibat Covid-19 atau yang sering kita sebut Corona membuat sebagain orang merasa kecewa, karena Gordon yang menjadi kebanggaan seharusnya di...
-
PENELITIAN KUANTITATIF Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang dimaksud untuk mengungkapkan gejala secara holistik-konstektual m...
-
Arus Filem Internasional Hamid Mowlana(1986:76) dalam bukunya, Global Informatioan and World Communication menyebutkan dari ...
-
Masyarakat kota palembang khususnya yang hidup di daerah pinggiran Sungai Musi seperti kelurahan 3-4 Ulu kecamatan Seberang Ulu I palembang ...